Analisis Siau Ling
1.Tema dan amanat
Tema
: Lay Kun yang Malang
Amanat : Setiap orang berhak
untuk menikahi wanita yang di cintainya, namun jangan sia -siakan setelah memilikinya.
2. Penokohan
No
|
Nama tokoh
|
Karakter
|
Bukti
|
1.
|
Lay
Kun
|
-Penyayang
-Penurut
|
-“aku
ingin menangis. Harusnya dia tidak mati dalam cara begini.”(Siu ling:4)
-“Aku
bahkan siap jadi anak domba, ibuku. Tapi, sebelum aku mengetahui mazhab yang
biasa menjanditempat kurban, bolehlah aku, sekedar mendamaikan mata dengan
hati di tunjukan siapa yang akan memegang parang untuk menyembelih
kurbannya?” (Siu ling:64)
|
2.
|
Samik
|
-Pantang
menyerah
-Penurut
-Rela
berkorban
|
-“Baik. Aku akan pergi. Aku pergi
sekarang. Tapi aku akan kembali”
(Siu ling:12)
-“Aku baru saja berubah pikiran. Semut
yang gagal memanjat tiang licin tidak berhenti mengulang. Apa saja yang ibu
ingin aku perbuat, akan aku lakukan demi ibu”
(Siu Ling:50)
-Dari perkataan Tan “tidak usah. Geser
saja dari situ. Aku yang akan mencambuknya sekarang.(mencambuk) Rasakan ini. Ini lagi. Ini lagi. Ini lagi. Ini
lagi...”
(Siu Ling:97)
|
3.
|
Tan
Kim Seng
|
-Pemarah
-Keras
kepala
-Penyayang
|
-
(masuk, muncul dari belakang samik, menendangnya sehingga jatuh meruntuhkan
pintu pagar) “Pemabuk! Pemabuk busuk! Siapa
sangkamu dirimu ini sehingga berani-beraninya kau mengganggu Lay Kun. (mencopot salah satu bambu dari pintu
pagar yang roboh itu, menjadikannya seperti toya, memukul kearah samik) Ayo,
berdiri! Mari kita langsungkan sedikit hiburan.
(Siu Ling:12)
-“ Tidak. Aku marah kalau kau bilang
apa saja. Bagaimanapun juga mataku masih terang, lebih terang dari seekor
harimau di dalam gelap. Kau pasti ingat, dulu, dalam keadaan gelap gulita aku
sanggup melihat tikus yang berlari di jarak 300 langkah di depanku “
(Siu Ling:16)
-“(masuk)
Tuan nahkoda. (mencari-cari) di
maqna tuan nahkoda? (menghampiri) sebagai
orang ayang berpengalaman di banyakb pelabuhan, tolong katakan sesuatu
padaku. Dimana aku bisa mendapat orang yang sanggup memainkan Siu ling itu?
Istriku sudah ingat, bahwa Siau Ling yang ampuh adalah Siau Ling yang di buat
dari awi wulung. Nah, dimanakah siau ling itu bisa didapat”
(Siau ling:73)
|
4.
|
Ibu
Tan
|
-Pengertian
-Penyayang
-Tegas
|
-“ Setiap pemuda yang jatuh cinta, memang seperti orang mabuk ”
(Siau Ling:13)
-“(memarahi
suaminya) kau melanggar kesepakatan kita, Suamiku Tam Kim Seng. Diam di
tempatmu. Dan diamlah manis-manis seperti boneka Sun Go Kong. Aku akan
panggilkan pinangan yang sebelah itu. (kesamping)
Lay Kun manisku, sayangku, buah cintaku, keluarlah kemari, nak. Pinang yang
sebelah sudah menunggu di sini “
(Sisu Ling:
-“kau melanggar kesepakatan kita,
suamiku Tan Kim Seng. Aku belu mengizinkan kau untuk berbicara. Maka, diam,
dan diamlah dengan manis”
(Siau Ling:69)
|
5.
|
Tirah
|
-Pengertian
|
-“(memeriksa
tandu teratai) Yuk-e Lay Kun masih tidur. Kasihan
jangan dulu dibangunkan”
(Siau ling:116)
|
6.
|
Groho
|
-Tanggung
jawab
|
-“ Tanggung jawab kita, mencabut
kembali umbul-umbul di sekitar sini selesai. Kecuali, umbul-umbul yang kuning
itu. Kalau terjadi apa-apa terhadap keselamatan Yuk-e Lay Kun, ya sudah,
kuning itu benderanya dukacita”
(Siau Ling:75)
|
7.
|
Yoso
|
-Soktau
|
-“(kepada
groho) Nah, itu, coc-coc-coc-cocok dugaanku Yuk-e Lay Kun gelo
mendapatkan lal-lal-lal-lanang reyot, rongsokan”
(Siau Ling:68)
|
8.
|
Renggoning
|
-Memaksa
|
-“Tapi
sekali lagi ibu minta, anakku, rebut putri cina itu. Nafas ibu esok hari
bergantung di ujung ikhtiarmu”
(Siau
Ling:30)
|
9.
|
Daeng
|
-Selalu
ingin tahu
|
-“Apa betul begitu? Menurut
desas-desus itu, bukan semata karena adipati mau kawin lagi maka para lurah
yang putrinya jadi istri Adipati itu, marah, tapi konon disebabkan jika
Adipati kawin lagi dengan putri Cina dari semarang itu, maka ia akan
menceraikan kelima-puluh istrinya. Itu artinya, kedudukan kekuasaan lurah
dipegang oleh ayah-ayahnya terancam. Betul begitukan renggoning?”
(Siau Ling:35)
|
10.
|
Adipati
|
-Pilih
kasih
-Suka
kawin
-Pikun
-Tega
|
-“Begini, Tuan-Tuan, aku tidak perlu
berbasa-basi lagi. Tanpa tedeng aling-aling, aku mengaku, putri cina di
semarang itu telah membuat aku merasa hidup seratus tahun lagi. Nanti, ketika
aku melamar dia di semarang, hanya tiga orang yang akan aku bawa ke sana,
menemani aku di kapal Daeng Bajika. Mereka adalah Pringgoloyo, Bondan, dan
tarub. Sesuai primbon yang serasi dengan bunyi Cap Ji Shio tahun ini
dikatakan Ganjur kentir ing wit sidaguri yang artinya Tuban akan berpadu
dengan prawan ayu tur wiraga yang artinya semarang. (jeda) Aku belum dengar tepuk tangan kalian)
(Siau Ling:43)
-“Ya menurut primbon itu, aku akan
mengawini gadis berumur 14 tahun, putri cina di semarang itu, dan oleh
karenanya aku harus melepas 50 istriku yang lain. Itu berarti, kekuasaan
lurah yang di pegang oleh para mertuaku dengan sendirinya aku gusur pula.
Terkecuali lurah bondan, satu-satunya yang membuatku berhutang budi, karena
jasanya dulu membunuh ular yang hampir mematuk kepalaku. Pernyataan ini sah.
Sabda pandita ratu (jendela). Aku belum mendengar tepuk tangan kalian”
(Siau Ling:44)
-“Oh, aku betul terangsang. Aku betul-betul
terangsang. Sudah sampai di mana kalimatku tadi,pringgoloyo”
-“Masih dalam
tidak pandainya aku berbasa-basi, aku ingin berkata satu perkara saja. Yaitu
aku berharap satu dua orang anak dari putri Tuan dan Nyonya Tan Kim Seng.
Dari semua istriku, tidak ada seorangpun yang berhasil memberiku anak. Oleh
karena itu, setelah kawin dengan putri Tuan dan Nyonya Tam Kim Seng, akan aku
ceraikan semua istriku yang mandul itu”
(Siau Ling:59)
|
11
12.
|
Bondan
Tarub
|
-Bermuka
Dua
-Suka
bergunjing
-Selalu
ingin tahu
|
-“Terimaksih yang tiada tepermania,
Tuanku Adipati. Terus terang, aku menjadi sangat takut karena sanjungan
Tuanku. Dengan menerima sanjungan, aku akan merasa menggelembung, dan olehnya
aku bisa kehilangan cita-cita. Sementara di belakangku orang-orang mengejek,
menaruh iri, meremehkan, dan menistakan aku”
(Siau Ling:45)
-“Bagaimanapun, pringgoloyo itu
berwajah dua, di depan adipati dia mengabdi sampai di batas yang paling tidak
masuk akal. Tapi di belakang adipati dia berselingkuh dengan Renggoning”
(Siau Ling:39)
-“Ah. Kalau itu bukan rahasia,
katakanlah itu sesuatu yang orang lain tidak tahu. Barangkali kita bisa
tukar-menukar hal-hal yang tidak saling tahu, menjadi saling mengetahui.
Maksudku apa salahnya sebagai kenalan lama, kita bertukar pengetahuan”
(Siau Ling:50)
|
13.
|
Pringgoloyo
|
-Penyabar
-Pembohong
|
-“Sedianya Tuanku Adipati akan
membahas surat yang akan dilayangkan kepada orang tua putri cina di semarang.
Kami belum mendengar dari tadi”
(Siau Ling:48)
-Tenanglah. Kau hanya bermain
pura-pura. Dalam bermain pura-pura, tugasmu adalah meyakinkan orang, bahwa
apa yang kau lakukan itu seluruhnya itu benar. Dalam permainan ini kau harus
menanggalkan kebenaran dirimu sebagai samik, dan mengganti dengan kebenaran
baru, dirimu sebagai peniup siau ling dari kulon bernama santang.
Penampilanmu sendiri sekarang sudah berubah. Rias alismu yang tebal seperti
ini akan memberikan kesan sebagai cempiang”
(siau Ling:79)
|
3. Alur
Cerita dia atas mengandung alur maju karena mengandung
bagian-bagian yang menceritakan suatu kejadian dengan urut sesuai dengan
kronologi kejadian..
4. Seting
Seting
Tempat:
-
Di Pendopo (Siau Ling:40)
-
Di Rumah (Siau Ling:58)
Seting
Waktu :
-Siang
Hari
-
Malam Hari
5. Konflik
Konflik berawal ketika Lay Kun akan di
jodohkan dengan Adipati Wilotikto, namun Lay Kun tidak mau dan pingsan saat di
kenalkan dengan Adipati, Lay Kun tidak suka dengan Adipati yang sudah tua.